Massifkan Penyemprotan Kandang Ternak, Gunakan Obat Herbal | SuaraNTB SUARA NTB
Mataram (Suara NTB) - Ahmad Nur Auliya, Kepala Dinas Peternakan dan Kedokteran Hewan (DISNAKESWAN), Provinsi NTB, SSTP Ia langsung turun ke penggembalaan hewan untuk memberikan arahan penyemprotan disinfektan guna meningkatkan perawatan kuku. Penyakit mulut (penyakit mulut dan kuku) di pulau Lombok.
Pada Selasa, 14 Juni 2022, Auliya masuk sel bersama dengan kepala dinas kesehatan provinsi NTB di desa Kaban Ayu "Sempaka Putih", kecamatan Gerun, Kabupaten Lombok Barat. Bersama timnya, disinfektan itu disemprotkan ke paddock campuran yang menampung ratusan sapi. Auliya meyakinkan bahwa perawatan MVP dilakukan sedapat mungkin oleh peternak, dokter hewan pendamping dan dinas pembiakan lokal, serta staf mereka sendiri.
Periklanan
Desa Keban Ayu dikenal sebagai kecamatan pertama di Kabupaten Lombok Barat dimana ditemukan kasus PMK. Ada sekitar 1950 ekor sapi di desa yang dipelihara masyarakat secara kolektif. Gejala pertama PMK terdeteksi pada 18 Mei 2022. Menurut laporan yang disajikan oleh HRD, hingga 650 orang jatuh sakit dari kelompok ini. Saiful Bahri, petugas kesehatan di Puskesmas setempat. Dia dirawat dengan antibiotik dan suntikan vitamin.
Para penggembala juga mengambil langkah-langkah untuk mengobati ternak mereka yang terinfeksi PMK dan tanaman obat yang terbuat dari gula, telur, dan kunyit yang dicampur dan diminum. Untuk memprediksi infeksi kuku yang serius, peternak juga mengobatinya dengan betadine. “Dan lebih dari 90% pulih. Kematian sangat rendah. Saiful berkata, “Hanya satu yang meninggal, itupun syarat yang diberikan kepadanya,” kata Saiful.
Ahmed Nur Auliya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, menegaskan industri peternakan tidak perlu panik. Apalagi mereka menjual ternaknya dengan harga selangit. Hal ini tentu merugikan petani. Menurut Kementerian Pertanian, untuk mengantisipasi peredaran vaksin dari luar negeri digunakan obat-obatan yang sudah ada, begitu juga dengan sediaan herbal.
Menurutnya, ChMK memang hanya diperlakukan secara tidak benar. Dia membandingkan PMK dengan jamur pada manusia. Sariawan ini mengurangi nafsu makan ternak. “Saya menggunakan tanaman obat. Dia dirawat dengan obat yang disiapkan oleh dokter hewan. Jangan takut menjual sapi dengan harga lebih murah. Tersesat nanti. " dia berkata.
Tak kalah pentingnya, menurut Kepala Dinas Peternakan, membersihkan kandang agar nyaman bagi ternak. “Penyakit dapat dilawan dengan kekudusan. “Kalau kandangnya bersih, ternaknya tidak sakit,” kata kepala kantor yang baru dibuka itu. (Kilatan)
Komentar
Posting Komentar