WHO: Perumusan Peta Jalan Sistem Kesehatan Asia Tenggara Telah Rampung Republika Online
Organisasi Kesehatan Dunia telah menyelesaikan peta jalan perlindungan kesehatannya
WHO: Peta Jalan Sistem Kesehatan Asia Tenggara Selesai Republika Online, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyelesaikan Peta Jalan 2023-2027 untuk Ketahanan Sistem Kesehatan dan Kesehatan di Asia Tenggara.
“Peta jalan ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan kesehatan dan sistem kesehatan nasional dan regional untuk melindungi ekonomi yang rentan dari keadaan darurat kesehatan masyarakat,” kata Dr. H. Ponam, Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara di Jakarta, Kshetrapal Singh. . , Jumat Jumat) 09.09.2022).
Dia mengatakan bahwa peta jalan dikembangkan melalui konsultasi erat dengan negara-negara anggota dan para ahli dan mencakup rekomendasi berdasarkan prioritas global dan regional serta pengalaman pandemi Covid-19.
Peta jalan harus memungkinkan sistem asuransi kesehatan untuk mengurangi risiko, mendeteksi, mencegah, merespons, dan pulih dari keadaan darurat kesehatan masyarakat.
“Roadmap ini bertujuan untuk memperkuat fungsi pemerintahan, pendanaan dan dukungan untuk kesiapsiagaan bencana dan respon yang lebih baik,” katanya.
Kshetrapal Singh mengatakan Dewan Keadaan Darurat Kesehatan Regional (RHEC), yang terdiri dari para pemimpin wilayah Asia Tenggara WHO, sesuai jadwal seperti yang diusulkan oleh Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros untuk Dewan Keadaan Darurat Kesehatan Dunia. .
Kshetrapal Singh mengatakan para pemimpin politik di tingkat tertinggi berkomitmen untuk mempersiapkan dan menanggapi keadaan darurat kesehatan untuk menyelamatkan nyawa dan mata pencaharian.
Ketentuan rinci layanan dan modal kerja RHEC akan disepakati pada waktunya dengan berkonsultasi dengan Negara Anggota.
Organisasi Kesehatan Dunia telah menerbitkan peta jalan untuk kesiapsiagaan diagnostik, jaringan laboratorium terintegrasi dan pengawasan genom di Asia Tenggara dari 2023 hingga 2027.
Peta jalan ini dikembangkan sebagai bagian dari strategi berkelanjutan untuk memungkinkan laboratorium nasional di negara-negara anggota merespons penyakit yang muncul dan muncul kembali serta keadaan darurat kesehatan masyarakat lainnya.
Wakil Menteri Kesehatan Indonesia, Dante Saxono Harbuno, mengatakan dalam agenda KTT Bisnis Kesehatan 2022 di Bali bahwa Indonesia sedang berupaya mengubah sistem perawatan kesehatannya untuk mengatasi banyak tantangan kesehatan yang tidak dapat diprediksi.
Oleh karena itu, kemandirian obat dan alat kesehatan sangat diperlukan dalam transformasi sistem pelayanan kesehatan, keberlanjutan obat dan alat kesehatan, serta perkembangan teknologi, digital dan bioteknologi.
"Kami memiliki enam pilar, salah satunya adalah keberlanjutan farmasi, alat kesehatan dan bioteknologi, dan kami telah membahasnya di forum ini [masalah kesehatan]," katanya.
Menurut Dr Dante, hal ini dapat dicapai melalui konsolidasi perusahaan farmasi dan perusahaan alat kesehatan, serta pengembangan teknologi, digitalisasi dan bioteknologi.
Di antara strategi yang diterapkan untuk vaksin tersebut, pemerintah Indonesia akan memproduksi 14 jenis antigen untuk program vaksin yang akan digunakan tahun depan. Di bidang kedokteran, negara memproduksi enam dari sepuluh bahan baku utama obat-obatan yang biasa digunakan.
Selain itu, terkait produk perlindungan tanaman, pemerintah sedang berupaya meningkatkan produksi dalam negeri sebanyak 16 dari 19 alat kesehatan yang digunakan untuk rehabilitasi pasien di Indonesia.
Sumber: Antara
Komentar
Posting Komentar