Peneliti IPB University Berikan Cara Atasi Obat Herbal Jamu Ilegal VIVA
Jumat, 30 September 2022 - 09:58 WIB
Edukasi VIVA - Dalam produksi jamu dan obat-obatan, standardisasi adalah proses yang paling penting. Selain terjamin keamanannya, persyaratannya juga terjamin. Apalagi dilatarbelakangi maraknya tanaman obat ilegal yang mudah dibeli di pasaran.
VIVA Pendidikan - dr. Mohammad Rafi, Peneliti, Pusat Penelitian Biofarmasi Tropis, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), IPB University, menjelaskan pentingnya standardisasi dalam produksi tanaman herbal dan obat.
Ia mengatakan bahwa urgensi ini harus menjadi masalah umum untuk standarisasi agar farmakologi konsisten. Beberapa hal dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari pemasok bahan baku hingga produsen jamu.
“Khususnya komposisi kimia tanaman obat tergantung kondisi. Produsen harus membuat sediaan herbal dengan komposisi kompleks dengan konsentrasi yang berbeda, dan bahan umum yang dikandungnya masih belum diketahui,” katanya dalam diskusi penelitian di Pusat Penelitian. untuk bahan baku. Badan Penelitian dan Inovasi Nasional (BRIN) Bahan Obat dan Obat Tradisional (PRBBOOT) pada acara "Standarisasi Bahan Obat Tradisional", Selasa (27 September).
Ia mencontohkan pengembangan sediaan herbal kunyit dan temulawak untuk mengetahui perbedaan kadar kurkuminoid. Fluktuasi rumput ramuan ini dapat memiliki arti yang berbeda di tempat penanaman yang berbeda. Pada pegagan, kadar madecoside, asiaticoside, madecosic acid dan acetic acid dapat bervariasi pada waktu yang berbeda selama panen.
Dosen Departemen Kimia Analitik Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University ini melanjutkan wacana pengembangan obat herbal rekayasa ilmiah sudah ada sejak lama. . Karakteristik tanaman juga multikomponen, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut. Dalam proses standardisasi, produsen harus mengatasi kompleksitas dan kemurnian senyawa mereka.
"Tapi kenyataannya skala kerumitannya sangat besar, jadi nanti kita harus berurusan dengan banyak senyawa, nyata atau tidak, bahan baku akan dibutuhkan," kata Mohammad Rafi dalam keterangan yang diperoleh VIVA, Jakarta, Jumat (30/3). ). . . / 9).
Menurut dia, pemerintah juga sedang menangani masalah obat tradisional ilegal. Standarisasi ini akan memastikan konsistensi senyawa kimia yang dapat menimbulkan efek terapeutik pada setiap batch produksi.
Kedaruratan lainnya, lanjutnya, terkait maraknya kasus bahan kimia obat palsu, produk di bawah standar, keracunan, penggunaan tanaman obat yang salah atau salah dosis.
“Ada banyak hal yang dapat membuat variasi senyawa kimia tersebut dapat memiliki efek farmakologis, sehingga bagian ini perlu dibakukan,” lanjutnya.
Menurutnya, standarisasi tanaman obat dan produknya sangat diperlukan untuk menemukan produk herbal sesuai dengan label yang dimaksud, tepat dosis, sesuai efektivitas, komposisi sesuai label dimaksud dan stabilitasnya.
“Dari penanaman hingga produksi harus distandarisasi untuk menjaga kualitas, keamanan dan efisiensi. Selain pengembangan obat yang terstandar, ia juga harus mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP).
Komentar
Posting Komentar