Tim Farmasi UMS Upayakan Produk Jamu Jadi Obat Herbal Terstandar Republika
Tim Farmasi UMS bertujuan untuk membuat produk Jamu bersama dengan PT Axioma Langgeng Sentosa (ALS) dan PT Jaya Dengan SOLO alami - Kedaireka Dal SOLO Food and Drug Administration (UMS) berstandar Republik Obat Herbal. BPO ).
Ketua Tim Sekolah Farmasi Kedaireka UMS Jaki Choliza mengatakan, proyek ini bekerja sama dengan DUDI (Dunia Bisnis - Dunia Industri) untuk memperluas bio-senyawa dari herbal menjadi terapi herbal terstandar (OHT).
“Kedaireka merupakan proyek last resort untuk mewujudkan manfaat mengkoordinasikan kontribusi perguruan tinggi dengan mitra pemasaran untuk memajukan bangsa Indonesia, yang sejalan dengan visi perguruan tinggi mandiri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” Zaki katanya, Minggu (1/1/2023).
Jacqui berharap forum ini menjadi ajang pertemuan dan komunikasi. Apalagi dengan tantangan perguruan tinggi di dunia industri. “Saya berharap bisa menjadi pusat pertemuan dan komunikasi antara pencipta perguruan tinggi (Human Dict) dengan dunia usaha – industri (DUDI),” terangnya.
Pada acara yang sama, Emran Rosadi menghadirkan PT ALS (Axioma Langgeng Sentosa) sebagai R&D dengan formulasi asam amino yang kemudian menjadi biotin nabati. Sejak 2013, produksi terus meningkat.
Namun, salah satu kendala eksperimen Imran Rosadi adalah sulitnya memberikan bukti ilmiah atas produknya. “Saya berharap tim Kedaireka FF UMS dapat membantu untuk mendapatkan bukti ilmiah keefektifan formula tersebut sebagai dasar produk menjadi OHT, dan pada akhirnya dapat diakui oleh seluruh Indonesia dan dunia,” imbuhnya.
Tim BPOM yang diwakili oleh Ideasanti berkontribusi sebagai koordinator tim untuk evaluasi bahan uji praklinis/klinis obat tradisional, semi obat, suplemen kesehatan, kosmetik dan dokumen informasi produk kosmetik.
“Setelah mengajukan proposal uji coba yang dilakukan oleh tim Kedaireka, mereka mendapatkan pedoman pengujian khasiat dan keamanan produk serta roadmap pendaftaran produk sebagai obat herbal terstandar,” ujarnya. Tim Kedaireka terdiri dari Arina Fadila, Ahmed Fuzi dan 20 mahasiswa dari program farmasi.
Komentar
Posting Komentar