Dokter Mukhlas Yasi Alamsyah Ramu Obat Herbal PMK Dari Tetes Tebu, Bakteri Dan Daun Antiradang RADAR SEMARANG

Sadis Seorang Ibu Di Dukuh Klepu Kendal Tewas Dibunuh Anaknya Kritis Penuh Luka

RDARSEMARANG.ID - Dokter hewan Mukhlas Yasi Alamsyah berhasil membuat ramuan herbal terhadap hewan ternak, seperti hewan. Obat herbal telah terbukti mampu menyembuhkan sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku.

Sebelum Idul Adha, wabah ternak mewabah. Hal ini membuat para petani khawatir. Pasalnya, jumlah sapi yang bergejala PMK terus bertambah. Maraknya PMK membuat dokter hewan Mukhlas Yasi Alamsyah mencari penawarnya. Dokter hewan yang berdomisili di Kota Polobogo, Kecamatan Getasa, Kabupaten Semarang ini juga berhasil menciptakan obat herbal untuk penyakit sapi. Obat tersebut berasal dari tanaman herbal.

Mukhlas mengaku telah membuat obat herbal atau probiotik untuk ternak sejak tahun 2000. Ia memanfaatkan potensi lingkungan, seperti tanaman herba yang berubah menjadi herbal probiotik.

"Kalau pakai narkoba harus mahal. Makanya saya manfaatkan potensi daerah," kata Radar Semarang kepada Jawa Pos.

Dijelaskannya, jamu probiotik dibuat dari sirup yang digunakan untuk penunjang atau sebagai obat. Obat herbal penyakit mulut dan kuku mengandung tetes tebu ditambah bakteri Lactobacillus. Dengan akuifer dan beberapa daun digunakan sebagai anti-inflamasi. “Untuk dosis yang sama, ramuan probiotik ini diberikan kepada sapi dalam takaran setengah gelas,” ujarnya.

Mukhlas mengaku menggunakan daun rambutan untuk menurunkan demam. Obat probiotik harus diharapkan empat sampai tujuh hari setelah produksi obat. Kemudian dapat diterapkan hanya dalam setengah dosis atau 100 ml. Dan sapi-sapi itu minum pagi dan sore.

“Obat memiliki efek sebagai sumber energi, meningkatkan metabolisme tubuh, serta sebagai anti inflamasi dan anti panas,” jelasnya.

Mukhlas tidak membayar untuk tanaman probiotik yang diproduksi. Namun, dia dikenakan biaya Rp. 50 ribu PMK untuk penanganan kasus hewan yang ditampilkan. Hingga saat ini, tidak ada biaya untuk pengendalian hewan, termasuk pemberian obat-obatan herbal.

Air asin dikatakan bisa digunakan untuk mencegah penyebaran PMK. Air garam digunakan untuk menyemprot lingkungan dan mencegah penyebaran penyakit. Juga untuk mencegah munculnya penyakit.

Ia mengaku setiap hari telah merawat 10 sampai 15 ekor sapi dengan Epizootic Abses. PMK mulai menanganinya pada pertengahan Mei 2022 dan total 130 kasus yang ditangani. "Angka kesembuhannya antara 80-90 persen. Karena PMK memiliki angka kematian yang rendah," katanya. (basah / gelang)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Pemakaian Skincare Agar Hasil Maksimal Membuat Kulit Wajah Glowing Dan Sehat Mommies Daily

Mengenal Whiteheads Dan Blackheads, Apa Saja Bedanya? Highend Magazine